Tuhan, apakah besok aku mati?
Tuhan? Apakah aku mati di esok hari ?
Aku tahu dengan kuasaMu, itu mungkin sekali terjadi. Aku mati esok hari. Aku mati satu jam lagi, bahkan aku mungkin bisa mati sebelum menyelesaikan kalimat terakhirku ini. Kau telah menciptakan izrail dalam berbagai versi. Aku yakin, virus computer meniru sebagian kecil langkahMu dalam mencabut nyawa.
Izrail dalam bentuk instant, seperti kecelakaan, dapat mencabut nyawaku kapan saja. Kecelakaan lalu lintas saat ku hendak pergi ke depan rumah pun bisa. Atau, mungkin, sebuah pesawat boeing tiba tiba jatuh menimpaku saat ini, bisa saja. Apa ? apa yang tak mungkin buat Maha Kuasa sepertiMu? Mati tersedak ludahku sendiri pun amat sangat mungkin. Bahkan, aku yakin, sekuat apapun menghindar dari tatapan mata izrail yang mengintaiku, sejauh apapun aku berlari, sejauh apapun aku bersembunyi, jauh lebih hebat dari google map atau google earth, izrail mampu menyentuhku walau aku berada di dalam goa paling tersembunyi di bumi. Tetap saja aku mati.
Tuhan, apakah besok aku mati ?
Tuhan, Kau pasti tahu aku takut akan kematian walau itu adalah sebuah kepastian untukku.
Tapi aku takut, aku takut mati, Tuhan. Aku takut meninggalkan suamiku. Ibuku, aku masih ingin melihat tawa ayahku. Aku..aku masih ingin melihat anakku tumbuh. Aku ingin menemaninya.
Tuhan…Kau lebih tahu alasanku takut bertemu izrail.
Aku lahir sebagai orang awam. Aku penuh dosa. Mengaji pun aku masih kesulitan membedakannya. Aku bahkan hanya sekedar mengucap bacaan shalat, tanpa tahu maknanya. Bahkan aku lebih memahami budaya barat daripada mengenali sahabat sahabat Nabi…ya Tuhaaaaaaaaaaaaaaaaaaaaan………….jangan ambil nyawaku dalam waktu dekat.
Tuhan, tapi Kau tahu, aku bisa mati kapan saja waktuku tertulis untuk mati.
Entahlah, kapan itu terjadi. Tapi ijinkan aku berdoa.
Ijinkan aku berharap, seperti ini adalah terakhir kali ku berharap.
Ijinkan aku meyakini, bahwa dalam doaku Kau mendengar doa terakhir hambaMu yang rendah ini.
Ijinkan aku, aku bersungguh-sungguh Tuhanku….bahagiakanlah ayah ibuku. Berilah suamiku kemudahan, jagalah anakku dan beri limpahan rahmat lahir batin bagi mereka.
Sehatkan raganya. Senangkan jiwanya. Teguhkan imannya.
Doa yang sama untukku. Berikanlah aku kesempatan lagi. Kesempatan menyerap udara, biarkan nafasku berhembus, jantungku berdetak…berikanlah aku menjadi hambaMu yang bermanfaat. Tuhan, maafkan aku telah menyia nyiakan waktu dengan berbicara yang tak penting saat menuntut ilmu. Maafkan aku telah menyia nyiakan semua karunia yang telah Kau berikan padaku.
Sesungguhnya aku adalah kecil, sangat kecil dibanding kuasaMu.
Maka tinggikanlah aku dengan petunjukMu. Seperti petunjuk yang Kau berikan melalui orang prang yang Kau pilih. Yang menegur salahku karena perduli, mengingatkan kembali ke arah kebaikan. Rahmatilah orang orang seperti beliau. Lindungilah keluarganya. Perbanyaklah, Tuhan. Perbanyaklah oreang orang yang menegurku kembali ke jalanMu, memberi petunjuk ke jalanMu.
Sesungguhnya aku adalah orang yang sakit. Orang yang sakit, karena takut akan sesuatu yang pasti seperti kematian. Aku sakit, karena aku takut bahkan untuk membayangkannya.
Tuhan, aku yakin, ketakutanku adalah atas kehendakMu. Aku tahu, ketakutanku karena Kau akan membuatku berani dengan caraMu. Tuhan, berikan aku keyakinan yang bertambah secara eksponensial, perpangkatan, bukan pertambahan.
Tuhan, doa selalu equal, berbanding lurus dengan keyakinan. Aku berdoa padaMu karena aku yakin Kau ada. Tambahkan keyakinanku, Tuhan. Hentikan logikaku mencari wujudMu dan bertanya tentang keadilanMu. Sesuatu yang tak layak untuk ditanyakan padaMU yang Maha Adil.
Tuhan, tolong hentikan otakku yang kadang menyalahkan kenapa aku tak dilahirkan satu bahasa dengan kitabMu. Tolong yakinkan aku otak para bayi diawali dari sama. Yakinkan aku, bahwa mempelajari bahasa bukanlah hal yang mustahil. Hentikan aku menjadi beo yang hanya bisa bicara tanpa mengerti maknanya. Bukan masalah Kau hanya bias mendengar doa dalam bahasa kitabMu, aku sangat yakin bahasa beragampun Kau ciptakan dengan adanya alas an berguna bagi manusia, Kau pun dapat memahami walaupun bahasa itu terdengar lirih dan pelan sekali. Atau berupa rintihan kecil sekalipun. Aku ingin memahami kitabMu karena keindahannya. Memaknai keindahan aturan dibuat untuk sebuah keselarasan. Getarku saat ini hanya karena mendengar untaian indah ayat ayatMu, semoga bisa digumamkan oleh kerongkonganku yang kaku ini. Tuhan, beri aku waktu.
Tuhanku yang Maha Kuasa,
Dengan KuasaMu, aku yakin, Kau mau memberiku kesempatan memperbaiki diriku sebelum aku kembali padaMu.
Aku bisa sakit kapan saja. Berkepanjangan dan tak Kau ijinkan obat manapun dari dokter manapun menyembuhkanku untuk jalanku kembali padaMu. Tapi aku juga yakin, Kau mampu, sangat amakt mudah bagiMU, memberikan aku kesehatan, kemapanan, keluasan, untuk dapat melihat, mengetahui, mempelajari banyak hal indah yang semakin menguatkan keyakinanku.
Tuhan,…
Doa adalah hal termudah bila itu hanya diucapkan saja tanpa makna.
Berikan aku kesungguhan. Berikan aku keyakinan, sesuatu yang sudah kau ciptakan dalam tiap diri manusia. Hanya saja…beri aku waktu untuk makin menghadirkannya dalam tiap doaku.
Beri aku kesempatan untuk bisa kembali berdoa untukMu.
Mensyukuri nikmatMu. Tuhan, beri aku kesempatan lagi. Jangan ambil nyawaku besok. Ijinkan aku hidup untuk memperbaiki ibadahku padaMu. Sebelum aku benar benar mengharapkan izrail menjemputku, dan menyongsongnya dengan senyum bahagiaku. Tuhan, ijinkan aku.
Tuhan, jangan biarkan aku mati besok.
Kamis, 23 Juni 2011
Langganan:
Postingan (Atom)